Apa amalan yang dapat memasukkanku ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa azab?
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan ini dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, ketika Nabi mengabarkan bahwa akan masuk surga dari umatnya sebanyak 70.000 orang tanpa hisab dan tanpa azab. Kemudian Nabi menyebutkan sifat-sifat mereka, bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak meminta diruqyah, tidak melakukan pengobatan dengan besi panas (kay), tidak berprasangka sial, dan hanya kepada Rabb-nya mereka bertawakal.
Inilah amal-amal orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. “Mereka tidak meminta diruqyah,” maksudnya tidak meminta orang lain untuk meruqyah mereka, meskipun hukum meminta ruqyah itu boleh. Namun, karena sempurnanya tawakal mereka kepada Allah, mereka tidak melakukannya, karena mereka khawatir itu bertepatan dengan takdir, sehingga mereka sembuh dengan sebab ruqyah itu, sehingga hati mereka terpaut dengan tukang ruqyahnya, yang bisa memengaruhi kesempurnaan tawakal mereka.
“Mereka tidak melakukan kay,” artinya mereka tidak meminta diobati dengan besi panas, meskipun meminta kay hukumnya boleh saat dibutuhkan, dan tidak mengapa. Namun, mereka meninggalkan kay karena kesempurnaan tawakal mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
“Mereka tidak berprasangka sial,” artinya mereka tidak beranggapan sial, baik itu anggapan terkait waktu, tempat, suara, bunyi-bunyian, atau apa pun itu, karena kesempurnaan tawakal mereka kepada Allah.
Kemudian Nabi menyebutkan sifat keempat, yang menjadi akar dari tiga sifat sebelumnya. Beliau bersabda: “Dan hanya kepada Rabb-nya mereka bertawakal.” Yakni mereka memiliki tawakal yang kuat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Mereka tidak meminta ruqyah karena hanya bertawakal kepada Rabb mereka. Mereka tidak melakukan kay karena hanya bertawakal kepada Rabb mereka. Mereka tidak beranggapan sial karena hanya bertawakal kepada Rabb mereka. Mereka punya tawakal yang kuat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Ini menunjukkan bahwa salah satu sebab masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab adalah tawakal yang kuat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan amal-amal hati, bahwa amal-amal hati itu mengangkat derajat pelakunya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla, dengan derajat yang sangat tinggi.
Amal-amal hati memiliki kedudukan yang agung, karena amal-amal ini mengangkat pelakunya di sisi Allah Ta’ala ke derajat yang tinggi. Sa‘ad bin Mu‘adz masuk Islam pada usia 31 tahun, dan wafat pada usia 37 atau 38 tahun. Artinya, ia hanya hidup dalam Islam selama 6 atau 7 tahun. Kendati demikian, ketika ia wafat, Arsy Allah berguncang karena kematiannya. Kemungkinan besar—dan Allah lebih mengetahui—adalah bahwa di samping amal-amal saleh yang ia lakukan, beliau juga melakukan amalan-amalan hati yang mengangkatnya ke derajat yang sangat tinggi itu.
====
مَا الْأَعْمَالُ الَّتِي تُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ
بَيَّنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ فِي حَدِيثِ ابْنِ عَبَّاسٍ لَمَّا أَخْبَرَ بِأَنَّهُ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ أُمَّتِي بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ ثُمَّ ذَكَرَ أَوْصَافَهُم وَأَنَّهُمْ الَّذِينَ لَا يَسْتَرْقُوْنَ وَلَا يَكْتَوُوْنَ وَلَا يَتَطَيَّرُوْنَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ
هَذِهِ هِيَ أَعْمَالُ مَنْ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ لاَ يَسْتَرْقُونَ يَعْنِي لَا يَطْلُبُونَ الرُّقْيَةَ وَإِنْ كَانَ طَلَبُهَا جَائِزًا لَكِنْ لِكَمَالِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ لَا يَفْعَلُونَ ذَلِكَ خَشْيَةَ أَنْ يُوَافِقَ ذَلِكَ قَدَرًا فَيُشْفَونَ بِسَبَبِ الرُّقْيَةِ فَتَتَعَلَّقُ قُلُوبُهُمْ بِالرَّاقِي فَيُؤَثِّرُ ذَلِكَ فِي كَمَالِ التَّوَكُّلِ
وَلاَ يَكْتَوُوْنَ يَعْنِي لَا يَطْلُبُونَ الْكَيَّ مَعَ أَنَّ طَلَبَ الْكَيِّ جَائِزٌ عِنْدَ الْحَاجَةِ لَا بَأْسَ بِهِ لَكِن هَؤُلَاءِ لِكَمَالِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَتْرُكُونَ الْكَيَّ
وَلَا يَتَطَيَّرُوْنَ يَعْنِي لَا يَتَشَاءَمُوْنَ لَا بِزَمَانٍ وَلَا بِمَكَانٍ وَلَا بِصَوْتٍ وَلَا بِمَسْمُوعٍ وَلَا بِأَيِّ شَيْءٍ لِكَمَالِ تَوَكُّلِهِمْ عَلَى اللَّهِ
ثُمَّ ذَكَرَ الصِّفَةَ الرَّابِعَةَ الَّتِي تَفَرَّعَتْ عَنْهَا الصِّفَاتُ الثَّلَاثُ السَّابِقَةُ قَالَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ أَيْ عِنْدَهُم قُوَّةُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَهُمْ لَا يَسْتَرْقُونَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ وَلاَ يَكْتَوُوْنَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ وَلَا يَتَطَيَّرُونَ لِأَنَّهُمْ عَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ عِنْدَهُم قُوَّةُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
فَدَلَّ هَذَا عَلَى أَنَّ مِنْ أَسْبَابِ دُخُولِ الْجَنَّةِ بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلَا عَذَابٍ قُوَّةُ التَّوَكُّلِ عَلَى اللَّهِ سُبْحَانَهُ وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى عَظِيمِ شَأْنِ الْأَعْمَالِ الْقَلْبِيَّةِ وَأَنَّهَا تَرْفَعُ أَصْحَابَهَا عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ دَرَجَاتٍ عَظِيمَةً
الْأَعْمَالُ الْقَلْبِيَّةُ أَعْمَالُ الْقُلُوبِ لَهَا شَأْنٌ عَظِيمٌ فَهِيَ تَرْفَعُ أَصْحَابَهَا عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى دَرَجَاتٍ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ أَسْلَمَ وَعُمْرُهُ وَاحِدٌ وَثَلَاثُونَ وَمَاتَ وَعُمْرُهُ سَبْعٌ أَوْ ثَمَانٍ وَثَلَاثُونَ يَعْنِي بَقِيَ فِي الْإِسْلَامِ سِتَّ أَوْ سَبْعَ سِنِينَ وَمَعَ ذَلِكَ لَمَّا مَاتَ اهْتَزَّ لِمَوْتِهِ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَالَّذِي يَظْهَرُ اللَّهُ أَعْلَمُ أَنَّ عِنْدَهُ مَعَ الْأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ الَّتِي كَانَ يَقُومُ بِهَا عِنْدَهُ أَعْمَالٌ قَلْبِيَّةٌ رَفَعَتْهُ إِلَى هَذِهِ الْمَنْزِلَةِ الْعَلِيَّةِ